Sebelum Marcos Alonso (si anak) jadi bek kiri stylish yang ngacak-ngacak sisi lapangan, bokapnya—Marcos Alonso Peña—lebih dulu jadi bintang lapangan.
Tapi bukan sebagai bek. Marcos senior ini adalah winger ganas, lincah, dan punya crossing mematikan yang bikin bek lawan deg-degan tiap dia bawa bola.
Dan yes, kisah sepak bolanya bukan sekadar “ayah dari…”—dia sendiri pernah jadi pemain termahal Spanyol, main di Atlético dan Barça, bahkan jadi pelatih klub La Liga juga. Respect wajib hukumnya.

Awal Karier: Lahir di Keluarga Bola, Langsung Melejit
Marcos Alonso Peña lahir 1 Oktober 1959 di Santander, Spanyol. Yup, generasi ketiga dari keluarga bola.
Kakeknya (Marquitos) adalah bek legendaris Real Madrid di era 50-an. Jadi, bisa dibilang keluarga Alonso tuh dinasti sepak bola asli.
Karier profesional Marcos dimulai di Racing Santander, tapi dia benar-benar naik daun saat pindah ke Atlético Madrid tahun 1979.
Di sinilah gaya main winger-nya mulai viral: cepat, tajam, berani ambil risiko, dan punya finishing klinis buat ukuran pemain sayap.
Transfer Fenomenal ke Barcelona: Pemain Termahal Saat Itu
Tahun 1982, FC Barcelona ngeboyong Marcos Alonso dari Atlético dengan harga 150 juta peseta—nilai transfer tertinggi untuk pemain Spanyol saat itu.
Buat zaman itu? Gokil banget.
Dan transfer itu bukan gimmick. Dia langsung tancap gas dan jadi bagian penting di era awal Barça menuju kejayaan.
Torehan bareng Blaugrana:
- 1x La Liga (1984–85)
- 1x Copa del Rey (1982–83)
- 1x Supercopa de España
- Finalis UEFA Cup Winners’ Cup 1984 (nyetak gol di final, walau kalah dari Man United)
Dia dikenal sebagai sayap kiri yang elegan, pintar cari ruang, dan punya visi passing tinggi.
Gaya Main: Winger Lincah, Stylish, Tapi Tajam
Marcos senior bukan pemain yang cuma ngandalkan fisik. Dia lebih ke:
- Winger klasik yang main di pinggir dan siap ngasih crossing
- Punya first touch mulus banget
- Visioner—tau kapan harus umpan atau cut inside
- Gak egois, tapi bisa cetak gol juga
Bisa dibilang, kalau dia main di era sekarang, gayanya mirip kombinasi David Silva + Bernardo Silva, tapi dari sisi kiri. Smooth tapi tetep bahaya.
Timnas Spanyol: Karier Internasional Singkat Tapi Kualitas Gak Diragukan
Di level tim nasional, Marcos Alonso Peña main buat Spanyol senior sebanyak 22 kali dan cetak 1 gol.
Dia tampil di beberapa pertandingan penting termasuk kualifikasi turnamen besar, tapi sayangnya gak sempat tampil di Piala Dunia maupun Euro karena cedera dan persaingan ketat.
Setelah Pensiun: Langsung Terjun ke Dunia Pelatih
Setelah pensiun sebagai pemain pada awal 90-an, Marcos langsung banting setir jadi pelatih. Dan karier pelatihnya gak main-main.
Dia pernah ngelatih klub-klub berikut:
- Rayo Vallecano
- Atlético Madrid
- Zaragoza
- Sevilla
- Racing Santander
Gaya latihannya lebih ke: kedisiplinan, kontrol tempo, dan permainan sayap—karena ya, itu bekas posisi favoritnya waktu main dulu.
Meski gak pernah bawa tim juara besar, dia dikenal sebagai pelatih yang punya etos kerja tinggi dan bisa ngasih mental petarung ke skuadnya.
Karakter: Elegan di Lapangan, Rendah Hati di Luar
Marcos Alonso Peña dikenal punya:
- Attitude kalem, gak cari ribut
- Karisma sebagai leader di ruang ganti
- Sering jadi mentor buat pemain muda
- Cinta keluarga dan dikenal sayang banget ke anaknya (Marcos Jr.)
Bahkan saat anaknya main di Chelsea, dia tetap ikutin tiap pertandingan. Katanya, “Aku gak pernah kehilangan cinta pada sepak bola, karena aku masih lihat anakku terus main.”
Wafatnya Sang Legenda
Pada 9 Februari 2023, Marcos Alonso Peña meninggal dunia karena penyakit serius yang ia alami dalam diam.
Seluruh dunia sepak bola Spanyol—termasuk FC Barcelona dan Atlético Madrid—mengheningkan cipta dan memberi penghormatan atas jasanya.
Dia pergi dengan warisan besar: sebagai pemain, pelatih, ayah, dan bagian dari generasi emas sepak bola Spanyol.
Apa yang Bisa Kita Belajari dari Marcos Alonso Peña?
- Nama besar itu bukan diwarisin, tapi dibangun.
Dia bukan cuma anak Marquitos, tapi bikin nama sendiri lewat kerja keras. - Karier gak selalu linear.
Kadang lo naik, kadang turun, tapi yang penting konsisten dan rendah hati. - Legacy sejati itu ketika lo bisa jadi inspirasi lintas generasi.
Dari dia, ke anaknya, ke cucunya—semua punya jejak di sepak bola.
Legacy: Lebih dari Sekadar Ayah Marcos Alonso
Marcos Alonso Peña adalah legenda sejati.
Bukan cuma karena dia main buat dua klub besar, tapi karena dia jadi simbol dedikasi, elegance, dan passion terhadap sepak bola.
Dan warisannya terus hidup, tiap kali anaknya lari di sisi kiri lapangan, atau saat fans sepak bola mengenang era ketika winger Spanyol lari tanpa takut di sisi sayap.